Islamophobia Mengancam Stabilitas Dunia, Indonesia Harus Bertindak Nyata Islamophobia Mengancam Stabilitas Dunia, Indonesia Harus Bertindak Nyata

Advertisement

Advertisement

Islamophobia Mengancam Stabilitas Dunia, Indonesia Harus Bertindak Nyata

Nusantara
, March 15, 2023
Last Updated 2023-03-15T08:50:02Z
Advertisement

 


Kabar Ngetren –  Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamophobia atau International Day to Combat Islamophobia. 


Tanggal ini dipilih untuk memperingati peristiwa serangan teroris Islamofobia yang terjadi di masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru pada tahun 2019, yang menewaskan 51 orang.


Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq Mughni, menyambut baik keputusan PBB ini. Ia menilai bahwa penetapan tanggal ini menunjukkan bahwa Islamophobia adalah fenomena global yang sangat serius dan mengancam stabilitas dunia. 


Syafiq menjelaskan bahwa Islamophobia adalah segala bentuk ketidaksukaan, kebencian, dan permusuhan yang ditujukan kepada simbol-simbol dan prinsip ajaran agama Islam.


“Masyarakat internasional tampaknya semakin memahami bahwa Islamophobia adalah masalah yang sangat serius dan membawa tata kehidupan dunia ini menjadi tidak stabil dan potensi untuk selalu adanya konflik dan ketegangan itu bisa saja berkembang,” ujar Syafiq dalam program Dialektika di kanal YouTube Tvmu pada Sabtu (7/5).


Indonesia sendiri telah menyatakan dukungan terhadap keputusan PBB ini. Namun, menurut Syafiq, masih belum ada implementasi nyata terkait hal ini di tingkat kebijakan. 


Salah satu wujud dari Islamophobia adalah seringnya orang menyematkan label "radikal", "taliban", "Kadrun", dan sejenisnya kepada orang-orang yang tidak sejalan dengan pandangan mereka.

Syafiq berharap bahwa penetapan tanggal 15 Maret ini benar-benar diikuti oleh pemerintah, lembaga negara, penegak hukum, politisi, dan semua elemen masyarakat untuk melawan Islamophobia. Ia menekankan bahwa jika hal ini tidak dilakukan, maka objektivitas dalam membangun negara bisa hilang. 


Orang-orang yang memiliki kemampuan dan pikiran yang baik untuk membangun negara bisa menjadi terkena stigma radikalisme atau ekstrimisme yang tidak relevan.


Syafiq meminta semua pihak untuk berkomitmen bersama untuk menghilangkan Islamophobia agar terwujudnya kesatuan bangsa yang lebih kokoh, tatanan sosial politik yang lebih mantap, dan perdamaian yang lebih tegak di masyarakat Indonesia. (afn)

TrendingMore