Kabar Ngetren/Banyumas – Dalam rangka menyemai kasih dan kepedulian, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Cilongok bekerja sama dengan pemilik Wahana Wisata Pereng Cilongok, menggelar Lebaran Anak Yatim, Minggu, (6/7/2025).
Acara berlangsung khidmat dan mengharukan, namun semangat kepedulian tak berhenti di sana.
Usai kegiatan utama, seorang Perisai BPJS Ketenagakerjaan yang turut hadir menyempatkan diri menyusuri area dapur pengolahan air nira kelapa, tempat rebusan badeg menjadi gula merah. Di dapur sederhana itu, siang hari saat istirahat kerja, ia bertemu dua sosok pekerja rajin dan ulet, Bu Siti dan Pak Nasrun.
Obrolan mengalir, ringan namun mendalam. Perisai menyampaikan program perlindungan bagi pekerja informal atau buruh harian lepas dengan iuran hanya Rp16.800 per bulan, namun manfaatnya luar biasa, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, termasuk biaya rumah sakit tanpa batas, santunan hingga puluhan juta rupiah, bahkan ratusan juta beasiswa maksimal dua anak bagi peserta yang wafatnya karena kecelakaan kerja.
Percakapan itu tak hanya berdua. Hadir pula Mas Budi, penderes yang tiap hari memanjat pohon kelapa, dan Widodo seorang pemandu wisata yang tengah istirahat. Mereka mendengar, juga bertanya, dan merasa tercerahkan. Bahkan, suasana makin menghangat saat Pak Haji Muchbihun, pemilik kebun kelapa didalam area wahana wisata pereng, sekaligus juragan yang disegani, ikut bergabung.
Dengan nada tegas penuh kepedulian, beliau menyatakan,
"Wah ini penting sekali. Penderes, sopir, buruh kebersihan, tukang serabutan, semuanya perlu perlindungan. Saya dukung penuh. Biar kerja mereka lebih tenang dan ada jaminan kalau terjadi apa-apa.”
Tanpa menunggu lama, mereka langsung mendaftar. Foto KTP dikirim, nomor HP dicatat, sektor pekerja informal, iuran untuk tiga bulan dibayar, dan e-kartu peserta pun terbit. Semua berlangsung cepat dan mudah. Sambil menyeruput air nira kelapa hangat, mereka mengucapkan syukur dan tekad,
“Alhamdulillah… kami sekarang lebih tenang bekerja. Terima kasih atas informasi ini, besok akan kami sampaikan ke saudara, tetangga, dan teman-teman.” tambahnya.
Dari acara penuh cinta untuk anak yatim, berlanjut ke obrolan hangat di dapur badeg, dan berbuah gerakan sadar perlindungan pekerja. Inilah bukti, bahwa edukasi yang menyentuh hati bisa tumbuh dari tempat paling sederhana, asal ada niat, cinta, dan kepedulian.
Sumber: Djarmanto - YF2DOI.



