Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Pagelaran Fashion Show Keindahan Karya Kain di Italia Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Pagelaran Fashion Show Keindahan Karya Kain di Italia

Advertisement

Advertisement

Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Pagelaran Fashion Show Keindahan Karya Kain di Italia

Alfaisti134
, April 23, 2024
Last Updated 2024-04-23T14:02:31Z
Advertisement


Kabar Ngetren/Jakarta - Ketua MPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, memberikan dukungan penuh terhadap rencana pagelaran fashion show bertajuk Keindahan Karya Kain: Tenun dan Batik Ku Indonesia yang akan diselenggarakan oleh Dian Natalia Assamady. Acara ini diundang oleh Walikota San Polo, Italia, dalam rangka memperingati ulang tahun Republik Italia ke-78 dan didukung oleh KBRI Roma - Italia untuk merayakan 75 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia - Italia.

"Tidak banyak yang tahu bahwa tekstil tradisional khas nusantara bukan hanya batik. Bahkan tidak jarang banyak yang salah paham menyamakan batik dengan tenun. Event ini menjadi sarana promosi yang efektif dalam mengenalkan kain tenun Indonesia ke dunia," ujar Bamsoet.


Acara ini juga dihadiri oleh Puteri Indonesia 2024, Latissa Maura, dan Puteri Indonesia 2020, dr. Clara, yang akan turut serta dalam pagelaran fashion show Keindahan Karya Kain. 

Bamsoet menjelaskan bahwa setiap provinsi di Indonesia memiliki corak dan keragaman yang membedakan tenun satu provinsi dengan provinsi lainnya, bahkan di setiap daerah dalam satu provinsi memiliki ciri khas masing-masing. Hal ini menunjukkan kebudayaan tenun Indonesia yang sangat beragam dan layak mendapat pengakuan dunia.


"Event ini juga bisa mendorong bangsa Indonesia menghargai dan melestarikan kekayaan khazanah tekstil nusantara, sehingga bisa menjaga warisan budaya bangsa dari kepunahan," jelas Bamsoet.

Menurut Bamsoet, baik batik maupun tenun memiliki kekuatan budaya yang luar biasa, baik dari nilai sejarah, teknik tinggi, jenis bahan, maupun beragamnya corak dan ciri khas dari setiap daerah. Kedua jenis tekstil ini bukan hanya identitas dan jati diri bangsa, tetapi juga kebanggaan dan kekayaan nasional.

"Jika tidak dimasyarakatkan dari sekarang, pelan-pelan keberadaan tenun bisa dimakan sejarah. Padahal tenun, sebagaimana juga batik, bisa dipadankan dengan tren berbusana masa kini, tanpa menghilangkan nilai sakral yang terkandung di dalamnya," pungkas Bamsoet. eFHa. 

TrendingMore