![]() |
| Dokumentasi Panitia Konferensi Pendidikan Pesantren 2025/Kemenag RI |
Kabar Ngetren/Jakarta — Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Ibnu Chaldun Jakarta (UIC), Retna Dwi Estuningtyas, menghadiri Annual Conference On Pesantren Education-Konferensi Pendidikan Pesantren Nasional bertema “Rekognisi, Afirmasi, dan Fasilitasi Pendidikan Pesantren untuk Pendidikan Bermutu yang Berkeadilan”.
Kegiatan berlangsung pada Rabu hingga Jumat, (5–7/11/2025), di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, dan diikuti oleh berbagai tokoh nasional, akademisi, serta perwakilan pesantren dari seluruh Indonesia.
“Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan etika komunikasi umat,” ujar Retna Dwi Estuningtyas, Dosen KPI UIC, kepada Syariah.com, Rabu, (5/11/2025).
Konferensi yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama RI, ini bertujuan memperkuat pengakuan, afirmasi, dan fasilitasi pesantren sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
![]() |
| Dokumentasi Panitia Konferensi Pendidikan Pesantren 2025/Kemenag RI |
Acara dibuka dengan Pidato Kunci oleh K.H. Abdul Ghaffar Rozin, Ketua Majelis Masyayikh, yang menekankan pentingnya menjaga independensi pesantren di tengah kebijakan nasional. Disusul oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A., Menteri Agama RI, yang mengajak seluruh peserta untuk memperkuat sinergi antara pesantren, pemerintah, dan dunia pendidikan tinggi.
Berdasarkan rundown konferensi, hari pertama diisi dengan diskusi panel bertema “Pesantren dalam Sistem Pendidikan Nasional yang Berkeadilan”, menampilkan narasumber H. Marwan Dasopang, M.Si. (Ketua Komisi VIII DPR RI), Dr. Hetifah Sjaifudian (Komisi X DPR RI), serta Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag. (Dirjen Pendis Kemenag RI).
Diskusi panel kedua mengangkat tema “Rekognisi, Afirmasi, dan Fasilitasi Pesantren untuk Pendidikan Berkeadilan”, menghadirkan Hj. Badriyah Fayumi, Lc., M.A., Dr. Basnang Said, M.Ag., dan K.H. Hodri Arief, M.Ag. (Ketua RMI PBNU).
Hari kedua menampilkan pidato kunci oleh Dr. Muhammad Qodari, S.Psi., M.A., serta panel bertema “Komitmen Pemerintah Daerah untuk Pendidikan Pesantren yang Bermutu” yang menghadirkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, dan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, bersama para akademisi dan praktisi pendidikan nasional.
![]() |
| Dokumentasi Panitia Konferensi Pendidikan Pesantren 2025/Kemenag RI |
Sementara itu, dijadwalkan nantinya di sesi terakhir yaitu Dr. (HC) Muhaimin Iskandar, M.Si. (Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat) dan acara puncak diagendakan ditutup dengan Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Menko PMK).
Sebagai akademisi dan pemerhati komunikasi keislaman, Retna Dwi Estuningtyas menilai konferensi ini penting sebagai ruang kolaborasi antara dunia pesantren dan perguruan tinggi Islam.
“Dalam perspektif komunikasi Islam, pesantren adalah sumber keteladanan moral dan spiritual. Ketika pesantren dan perguruan tinggi bersinergi, maka lahirlah generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga halus tutur, kuat iman, dan berjiwa pengabdi,” ungkapnya.
Rangkaian acara dijadwalkan berakhir pada Jumat (7/11/2025) dengan sesi Rencana Tindak Lanjut yang dirancang untuk memperkuat jejaring kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan pesantren guna mewujudkan pendidikan Islam yang berkeadilan dan bermutu.
Sumber: Tim Redaksi
Kontributor: Retna Dwi Estuningtyas – Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Ibnu Chaldun Jakarta.



