
Indramayu – Dalam semangat memperingati Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada tanggal dua puluh dua Oktober, Camat Tukdana Heka Sugoro memimpin apel akbar di halaman MTsN 9 Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Upacara ini dihadiri ribuan santri dari berbagai lembaga pendidikan se-Kecamatan Tukdana.
Acara berlangsung khidmat dengan kehadiran sejumlah pejabat penting, di antaranya Kapolsek Tukdana Iptu Junata Tisna Senjaya, Danramil 1606/Tukdana Kapten Rokib, Sekmat Tukdana H. Sutedi, M.Si, para kepala sekolah SD, SMP, MTS, SMA, para Kuwu, Ketua MUI Kecamatan Tukdana, Kasi Trantib Darto beserta anggota, serta lebih dari seribu santri.
Dalam sambutannya, Camat Heka Sugoro membacakan Amanat Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, yang menekankan pentingnya momen Hari Santri Nasional sebagai refleksi peran santri dalam menjaga dan mengawal nilai-nilai kebangsaan.
“Hari Santri 2025 mengusung tema ‘Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia’. Tema ini memiliki makna filosofis mendalam yang menandai posisi strategis santri dalam perjalanan bangsa,” ujar Heka Sugoro saat membacakan amanat tersebut.
Dalam amanatnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya enam puluh tujuh santri dalam musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kita semua berduka, bangsa ini berduka. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman,” ungkapnya.
Kementerian Agama, lanjutnya, telah turun langsung meninjau kondisi pesantren, memberikan bantuan, serta memastikan proses pemulihan berjalan dengan baik.
“Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa negara hadir dan peduli terhadap pesantren serta para santri,” tegas Nasaruddin Umar.
Dalam amanat itu juga dijelaskan, penetapan tanggal dua puluh dua Oktober sebagai Hari Santri merujuk pada tercetusnya Resolusi Jihad oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima, yang membakar semangat perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan.
“Dari Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 itulah lahir peristiwa heroik 10 November yang kini kita kenal sebagai Hari Pahlawan,” lanjutnya.
Menutup sambutannya, Camat Heka Sugoro mengajak seluruh peserta apel untuk terus meneladani semangat para pahlawan.
“Sekarang kita hidup dalam suasana damai tanpa dentuman meriam. Semua ini adalah nikmat agung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, hasil perjuangan para syuhada dan ulama terdahulu. Marilah kita terus menjaga dan mengisi kemerdekaan ini dengan kebaikan,” tutupnya. (Thoha)
