
Bulukerto, Wonogiri — Sore itu suasana di kebun belakang pemukiman warga Bulukerto tampak berbeda dari biasanya. Dua pemuda terlihat memanggul senapan angin, menelusuri semak dan pohon tinggi dengan langkah pelan namun penuh semangat. Mereka adalah duo pemburu bajing atau tupai yang sedang mencoba peruntungan di tengah alam Wonogiri yang masih asri.
Salah satu dari mereka, yang akrab disapa Mas Tri, tampak fokus membidik target di antara rimbunnya daun. Dengan gaya sigap dan tatapan tajam, ia mengarahkan senapan ke arah ranting pohon tempat seekor tupai terlihat berlari cepat. Dalam sekejap, suara tembakan senapan pun memecah keheningan sore.
“Kalau berburu bajing itu harus sabar dan jeli. Mereka sangat lincah, bisa berpindah pohon dalam hitungan detik,” ujar Mas Tri.
Berburu tupai atau bajing di wilayah pedesaan memang masih menjadi kegiatan yang digemari sebagian warga, terutama untuk hiburan dan mengasah keterampilan menembak. Selain itu, hasil buruan kadang dijadikan lauk khas pedesaan yang digoreng garing atau dibakar di atas bara api, menambah keakraban di antara warga kampung.
Namun, kegiatan ini bukan tanpa tantangan. Medan yang curam, semak lebat, dan licin membuat para pemburu harus berhati-hati dalam melangkah. Belum lagi, tupai dikenal sangat cerdik dan agresif, sering kali bersembunyi di balik dahan tinggi yang sulit dijangkau.
“Kadang kita udah jalan jauh, tapi gak dapet apa-apa. Tapi begitu dapet satu, rasa capeknya langsung hilang,” tambah rekan Mas Tri.
Setelah hampir dua jam berkeliling kebun, mereka akhirnya berhasil mendapatkan lima ekor tupai. Jumlah yang cukup memuaskan mengingat medan yang sulit dan pergerakan hewan yang super cepat.
Selain sebagai hobi, kegiatan ini juga menjadi ajang kebersamaan antarwarga. Banyak warga Bulukerto yang memanfaatkan waktu sore untuk berburu atau sekadar menonton dari kejauhan sambil bercengkerama.
Meski begitu, para pemburu lokal tetap mengingatkan agar kegiatan berburu dilakukan secara bijak. “Kita hanya berburu secukupnya, jangan berlebihan. Kita tetap jaga keseimbangan alam,” tutup Mas Tri.
Aksi berburu di Bulukerto Wonogiri ini menjadi gambaran seru kehidupan masyarakat pedesaan yang masih kental dengan nuansa alam. Selain menantang, kegiatan seperti ini juga mempererat hubungan antarwarga dan mengajarkan pentingnya menghormati alam sekitar.
