Kabar Ngetren/Banyumas – Selasa pagi yang basah oleh hujan rahmat menyeluruh disemua titik lokasi tempat lomba, (29/7/2025), termasuk di halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas bergemuruh oleh suara rebana, semangat santri, dan gema cinta pemimpin kepada umatnya. Dalam ajang bergengsi Lomba Rebana Madrasah Ibtidaiyah se-Jawa Tengah, sebuah pemandangan langka menyejukkan hati para hadirin.
Dr. H. Ibnu Assaduddin, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas, tak memilih duduk nyaman di balik meja. Ia justru menyusuri titik demi titik, menembus hujan, berdiri bersama rakyatnya. Bersama Kabid Penmad Kanwil Kemenag Jateng, H. Ahmad Faridi, S.HI., keduanya menjadi teladan nyata, ikut bersorak, berjoget, bahkan berjingkrak kecil saat putra-putri madrasah tampil menabuh irama cinta di panggung rebana. Basah kuyup tak menyurutkan langkah mereka; semangat itu justru membakar nyala harapan di mata para santri.
“Ini bukan sekadar lomba, ini adalah ladang dakwah lewat seni. Suara rebana itu zikir, hentakan tubuh itu syiar,” ungkap Dr. H. Agus Fathuddin Yusuf, M.A., salah satu dewan juri yang mengaku terkesan dengan antusiasme peserta dan dukungan penuh dari jajaran pimpinan Kemenag.
Dewan juri lainnya, Dr. Hj. Ernawati, M.Ag. dan Hj. Asroriyah, S.Ag., turut memuji kualitas peserta yang tak hanya menampilkan kekompakan dan teknik, tetapi juga ruh spiritual yang mengalir dalam setiap bait shalawat. Bahkan tanpa disadari, para juri sedang diamati dari belakang oleh “sahibul bait”, sosok pemimpin yang tak ingin dikenal karena seragamnya, tetapi dikenang karena kehadirannya.
Untuk diketahui Kepala Kantor Kemenag Kab Banyumas Dr. H. Ibnu Assaduddin, dilokasi lomba rebana didampingi staf jajarannya, juga beberapa unsur Panitia Porseni, diantaranya, Dr. H. Edi Sungkowo (Kasubbag TU)., Dr. H. M. Wahyu Fauzi Aziz (Kasi Pendidikan Madrasah)., H. Naufal Iskandar (Kasi PAI)., H. Faisal Riza (Kasi PD Pontren)., Agus Setiawan (Kasi Bimas Islam)., Dr. H. Afifuddin Idrus (Kasi PHU)., Dr. H. Saridin (Penyelenggara Zakat dan Wakaf) dan H. Sabar Munanto serta staf lainnya.
"Momentum ini menjadi suluh harapan bagi seluruh insan madrasah: para guru yang setia menanamkan akhlak, orang tua yang tulus mendoakan, panitia yang bekerja tanpa pamrih, hingga para santri yang menabuh rebana dengan cinta dan adab. Ini bukan sekadar perhelatan seni, melainkan panggung keberanian untuk tampil dan berbakti lewat harmoni. Mari terus bergandeng tangan, menyalakan semangat madrasah, merawat seni Islami, dan membuktikan bahwa madrasah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat tumbuhnya cahaya peradaban. Imbuh tutupnya Ibnu.
Sumber: Djarmnto-YF2DOI.
