40 Tahun Menjaga Cahaya Malam Syahdu Sholawat Nariyah dan Dzikir Istiqamah di Madrasah Al-Ittihaad 2 Pasir Lor

eF-Ha
Friday, 18 July 2025, July 18, 2025 WAT
Last Updated 2025-07-18T05:21:21Z


Kabar Ngetren/Banyumas - Di bawah langit Kamis Kliwon yang menggamit Jum’at Manis dalam pelukan kasih Ilahi, Madrasah Al-Ittihaad 2 Pasir Lor, Karanglewas, Banyumas, kembali menjadi samudra cahaya bagi ruhani yang haus akan keberkahan. Pada Jum'at malam, (17/72025), tepat pukul 22.15 WIB hingga menjelang tengah malam, gema sholawat nariyah kembali memenuhi ruang kelas madrasah dalam suasana yang syahdu, tertib, dan penuh khidmat.


Majelis ini bukan sekadar tradisi. Ia adalah tapak jejak istiqamah selama empat puluh tahun, sebuah perjalanan panjang yang tak pernah luput dari cinta, dzikir, dan harap. Malam itu, 4.444 kali sholawat nariyah dilantunkan, mengalir lembut menyentuh langit, bersama dzikir, tahlil, dan doa bersama yang dipimpin KH. M. Ali Sodikin (Mbah Sod), Ketua Pengurus Madrasah.


Dalam mauidzah hasanah yang beliau sampaikan dengan kelembutan suara dan dalamnya makna, KH. M. Ali Sodikin mengajak seluruh jamaah untuk mensyukuri nikmat dapat bersilaturrahmi, khususnya dalam majelis sholawat.


“Berbahagialah orang-orang yang selalu diberi kesempatan oleh Allah untuk merutinkan silaturrahmi. Apalagi silaturrahmi yang disinari oleh sholawat nariyah seperti malam ini. Majelis ini, kita yakini, adalah majelis yang sangat mulia. Majelis yang disenangi oleh Allah SWT, karena di dalamnya bergema sholawat, yang bahkan Allah dan para malaikat-Nya pun melakukannya. Maka bersholawat adalah wujud cinta kita kepada Rasulullah ﷺ. Dan sungguh, orang-orang yang istiqamah dalam bersholawat akan diberi ketenangan jiwa, kebahagiaan hati, dan diselimuti cahaya keberkahan dunia akhirat.” ucapnya.



Usai acara inti, jamaah menikmati ramah tamah dan hidangan khas rica-rica basur di teras madrasah. Dalam suasana hangat penuh keakraban, Kayim Suwarto, salah satu pengurus madrasah sekaligus tokoh masyarakat Desa Pasir Lor, turut menyampaikan pandangannya saat diwawancarai awak media. Dengan senyum tenang dan tutur bersahaja, beliau menuturkan,


“InsyaAllah, dengan merutinkan sholawat dan silaturrahmi, manfaatnya bukan hanya dirasakan di dunia, tapi juga akan menjadi cahaya penyelamat di akhirat. Rumah tangga jadi tenteram, lingkungan jadi damai, dan rezeki InsyaAllah mengalir penuh barokah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an," tambahnya.


'Innallāha wa malāikatahu yuṣallūna ‘alan-nabiyy. Yā ayyuhalladzīna āmanū ṣallū ‘alaihi wa sallimū taslīmā.' (QS. Al-Ahzab: 56).


Dan sabda Rasulullah ﷺ: 'Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.' (HR. Muslim)”


“Majelis ini bukan hanya ladang pahala, tapi ruang persaudaraan. Tempat kita mengikat hati, saling menguatkan iman, dan membangun semangat gotong royong. Inilah wajah masyarakat Pasir Lor yang saya banggakan, guyub, rukun, cinta silaturrahmi, dan teguh dalam kecintaan kepada Nabi Muhammad ﷺ.”


Sementara itu, Ketua RW setempat, Agus, juga turut hadir dalam majelis penuh berkah ini. Dalam pernyataannya kepada media, beliau mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya,


“Saya sangat bersyukur tinggal di lingkungan yang sejuk secara ruhani seperti di sekitar Madrasah Al-Ittihaad 2 ini. Warganya rukun, guyub, rajin silaturrahmi, rajin bersholawat, dan gemar bergotong royong. Kegiatan keagamaan seperti ini menjadi pengikat persaudaraan kami,” ungkapnya.


“Dan secara pribadi, saya merasa bangga. Putra saya, Kiki, adalah alumni madrasah ini, dan kini juga ikut mengabdi sebagai staf di dalamnya. Saya bersaksi sendiri bahwa madrasah ini bukan hanya mencetak santri yang paham ilmu, tapi juga membentuk pribadi yang cinta damai dan mencintai Nabi ﷺ.”


Hadirin yang terdiri dari pengurus, guru, staf madrasah, wali santri, tokoh masyarakat, tokoh agama, simpatisan hingga awak media larut dalam keharuan dan harapan. Sebagian jamaah melanjutkan langkah menziarahi Maqam Syekh Makdum Wali Karanglewas, sementara yang lain berpamitan pulang dengan wajah damai dan hati penuh syukur.


Kegiatan ini bukan sekadar ritual, tapi ruang ruhani. Bukan sekadar kebiasaan, tapi cahaya istiqamah. Sebuah warisan luhur dari tahun 1985 yang terus hidup, mekar, dan menenangkan.


Empat dekade telah berlalu, namun semangatnya tak pernah padam. Di setiap 35 hari, di malam-malam pilihan, majelis ini akan terus menyala, menjadi lentera bagi para pencinta Rasul, para pejalan menuju ridha-Nya.


Sumber: Djarmanto-YF2DOI.

TrendingMore