Mendikbudristek Nadiem Makarim Usulkan Marketplace Guru, Kontroversi Muncul Mendikbudristek Nadiem Makarim Usulkan Marketplace Guru, Kontroversi Muncul

Advertisement

Advertisement

Mendikbudristek Nadiem Makarim Usulkan Marketplace Guru, Kontroversi Muncul

Nusantara
, May 30, 2023
Last Updated 2023-05-30T09:08:44Z
Advertisement


Kabar Ngetren/Jakarta - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim telah mengusulkan pembentukan marketplace guru sebagai solusi bagi permasalahan yang terkait dengan guru honorer. 

Ide tersebut diungkapkan dalam rapat dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (24/5/2023) dan direncanakan akan diterapkan pada tahun 2024 mendatang.

Menurut Nadiem Makarim, marketplace guru bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun terkait guru honorer. 

Konsep ini telah dijelaskan lebih lanjut melalui akun TikTok @motivasiguru pada Selasa, 30 Mei 2023.

Nadiem menjelaskan bahwa marketplace guru adalah suatu database yang akan didukung oleh teknologi, di mana sekolah-sekolah dapat mencari dan mengundang pendidik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Pertama-tama, marketplace ini akan mencakup guru honorer yang telah lolos seleksi menjadi calon guru ASN. Mereka yang telah lulus seleksi akan masuk ke dalam database ini. 

Selain itu, guru baru yang lulus dari program pendidikan profesi guru (ppg prajabatan) juga akan menjadi bagian dari marketplace ini.

Diharapkan bahwa marketplace guru ini akan memberikan fleksibilitas bagi calon guru dalam mendaftar dan memilih lokasi mengajar. 

Namun, gagasan ini telah menarik perhatian publik, terutama dari kalangan guru. Banyak akun TikTok yang diisi oleh para guru menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap kebijakan Mendikbudristek ini, terutama dari kalangan guru honorer.

Mereka berpendapat bahwa kebijakan ini tidak sejalan dengan harapan para guru honorer. 

Beberapa di antara mereka juga mengungkapkan keprihatinan bahwa marketplace guru ini berpotensi membuka celah bagi kepala sekolah untuk memasukkan saudara atau kerabatnya ke sekolah terkait. 

Selain itu, ada pendapat yang menyebutkan bahwa sistem yang dikembangkan oleh Nadiem Makarim tidak dapat disamakan dengan pengalamannya sebagai CEO dan pendiri Gojek. 

Menurut mereka, profesi guru adalah profesi yang memiliki peran penting dalam mencerdaskan anak bangsa, dan Mendikbudristek diharapkan untuk turun ke lapangan, termasuk ke pelosok desa, untuk memahami implikasi kebijakannya bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses komunikasi dan transportasi.

Meskipun kontroversial, ada juga pihak yang mendukung kebijakan ini. 

Mereka berpendapat bahwa sudah saatnya guru berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman, dan guru harus segera mengikuti perubahan yang dibawa oleh digitalisasi. 

Pendukung kebijakan ini melihat bahwa ide Nadiem Makarim sesuai dengan banyaknya calon guru yang saat ini sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Dalam merespons kontroversi ini, Mendikbudristek Nadiem Makarim diharapkan untuk secara lebih mendalam mempertimbangkan kekhawatiran dan masukan dari para guru serta masyarakat umum. 

Pengembangan marketplace guru yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi pendidikan harus dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek yang relevan dan memastikan bahwa kepentingan guru dan kualitas pendidikan tetap terjaga. (Maulana Yusuf)

TrendingMore