Krisis Garam Kasar di Jabodetabek: Industri Makanan Terancam Krisis Garam Kasar di Jabodetabek: Industri Makanan Terancam

Advertisement

Advertisement

Krisis Garam Kasar di Jabodetabek: Industri Makanan Terancam

Nusantara
, May 24, 2023
Last Updated 2023-05-24T04:10:06Z
Advertisement




Kabar Ngetren/Jakarta - Kelangkaan stok garam kasar di wilayah Jabodetabek sejak pertengahan tahun 2022 telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang dan industri. 


Garam kasar merupakan bahan yang sangat penting dalam berbagai usaha industri, seperti pembuatan telur asin, ikan asin, dan es puter. 

Namun, pasokan garam kasar yang terbatas telah menyebabkan lonjakan harga yang signifikan.

Salah satu pedagang es puter, Bapak Sofa, mengeluhkan mahalnya harga garam kasar. 

Pada pertengahan tahun 2022, harga garam per karung dengan berat sekitar 50 kg mencapai 80.000. 

Namun, harga tersebut terus meroket naik, dan pada bulan Mei 2023, harga per karung telah mencapai angka 350.000. 

Kenaikan harga yang melebihi 400% ini membuat biaya produksi dalam usahanya melonjak tajam, dan harga eceran per kilo garam yang biasanya 3000 menjadi 10.000.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menanggapi kelangkaan garam kasar di pasaran dengan mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengecek ke lapangan untuk mencari penyebab mahalnya harga garam. 

Saat ini, pemerintah belum memiliki rencana untuk melakukan impor garam, dan semua garam yang beredar di pasaran berasal dari produk dalam negeri.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi, juga mengomentari situasi ini dengan mengatakan bahwa harga garam per bungkus (per kilo) di atas 5.000 adalah tidak masuk akal. 

Biasanya, fluktuasi harga garam dipengaruhi oleh kondisi cuaca, apakah sedang musim kemarau atau hujan, yang dapat mempengaruhi keberhasilan panen garam.

Kelangkaan garam kasar di Jabodetabek telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang dan industri. 

Lonjakan harga yang signifikan menjadi sorotan, sementara pemerintah berupaya mencari solusi untuk mengatasi situasi ini. 

Industri yang membutuhkan garam kasar, seperti pembuatan telur asin, ikan asin, dan es puter, terpaksa menghadapi tantangan biaya produksi yang meningkat. 

Semoga situasi ini dapat segera teratasi dan pasokan garam kasar dapat kembali normal, sehingga stabilitas harga dapat dipulihkan. (Aris M.)

TrendingMore